Banjir bandang landa Kabupaten OKU Selatan

banjir bandang menghantam enam desa di wilayah kabupaten ogan komering ulu selatan, provinsi sumatera selatan, sabtu malam (27/4) merendam permukiman penduduk dan merusak ratusan hektare areal persawahan juga kebun kopi dalam daerah itu.

pantauan selama tujuan kejadian, minggu, banjir bandang menerjang permukiman di empat wilayah kecamatan tersebut akibatkan oleh intensitas curah hujan tinggi yang terjadi menjelang tengah malam sampai minggu pukul 03.00 wib.

sejumlah desa dan permukiman masyarakat terkena banjir bandang itu diantara lain desa sukabanjar, kuripan, tanjung raya, sukabanjar juga desa air upik selama kecamatan banding agung, ranau.

banjir bandang yang datang dengan tiba-tiba tersebut telah merendam rumah permukiman warga selama sederat desa itu melalui ketinggian air mencapai lima meter sampai enam meter, dan akses jalan melintasi desa itu merupakan rusak.

Informasi Lainnya:

salah Satu masyarakat, heri (24) yang rumahnya nyaris roboh diterjang banjir menyebutkan pada saat kejadian, air sungai secara tiba-tiba masuk ke pada rumah juga keluarganya bekerja menyelamatkan diri serta menumpang ke properti keluarga.

sementara, camat tiga dihaji fahrudin pada dampingi kades kuripan sahropi menjelaskan bahwa ketika banjir terjadi semua penduduk panik saling berusaha menyelamatkan diri serta harta benda mereka, sebab kondisi air sudah masuk ke dalam properti tiap-tiap.

mengenai persentasi kerugian akibat banjir bandang itu, pihaknya belum mampu meyakinkan, tapi dan pasti ratusan properti dihuni 200 lebih kepala keluarga terendam banjir, 50 hektare areal perkebunan kopi adalah rusak.

kapolsek buay sandang aji, iptu a musrin sh dan terjun ke objek wisata banjir mengajarkan kiranya banjir bandang tersebut cuma mempunyai kerugian materi serta tidak banyak korban jiwa.

sekarang ini aparat setempat masih mendata berapa kasus korban yang rumahnya terendam banjir, termasuk angka kerugian, ujarnya.

sementara, hingga ketika ini belum banyak bantuan dan mengalir agar para korban penduduk di enam desa itu.